HANS and CO, PATENT and ATTORNEY AT LAW

HANS and CO, PATENT and ATTORNEY AT LAW
Komplek Ruko City Pride Blok B/16 Jalan Nginden Semolo No. 42 Surabaya. Telpon: 031-92040630 / Fax: 031-5952123

Saturday, February 18, 2012

Indonesia surganya barang bajakan

Penjual barang bajakan di Indonesia bukanlah hal yang asing lagi. Mulai dari VCD, DVD, software komputer, barang-barang fashion, bahkan buku pun sudah memiliki tiruannya. Misalnya, merek-merek yang sering dibajak adalah merek-merek terkenal seperti LV, Gucci, Guess, Chanel, dll. Film-film lokal maupun asing pun tidak terhindar dari kelihaian para pembajak. Banyak sekali kita lihat para pedagang VCD maupun DVD bajakan di pasar-pasar swalayan sampai ke pinggir jalan. Ironisnya, penjual VCD maupun DVD asli bisa dihitung jari daripada yang bajakan.
Menurut laporan dari ICC (Commercial Crime Service), pada tahun 2007 Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah "pembajak" terbanyak di dunia.
Urutan 5 besar tahun 2007:
1. Indonesia
2. Nigeria
3. Somalia
4. Bangladesh
5. India
Lihat saja perbandingan antara barang bajakan dan yang asli



Hampir tidak ada bedanya kan...??
Banyak sekali faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi surga barang bajakan. Faktor yang paling utama adalah EKONOMI. Dengan mengeluarkan Rp 7.000,- saja kita sudah bisa menonton film-film terbaru. Namun jika harus membeli keping DVD yang asli, kita harus merogoh kocek sampai Rp 150.000an. Tentu saja masyarakat Indonesia yang masih didominasi kalangan menengah sampai ke bawah akan memilih untuk membeli barang-barang bajakan. Pendapat sebagian besar pengguna barang bajakan (terutama barang-barang fashion) adalah bahwa mereka bisa mendapat "kebanggaan" dengan memakai label-label mahal dengan harga miring. Masyarakat kita adalah masyarakat yang masih sangat terpengaruh dengan prestige (kebanggan). Selain itu tingkat penanggulangan distribusi barang bajakan di Indonesia masih sangat rendah. Razia aparat yang sering dilakukan kepada para penjual VCD/DVD bajakan misalnya, hanya seperti api dari korek api yang bila ditiup akan dengan mudah padam.
Pembajakan di Indonesia sudah menyebar layaknya virus. Dan ini bukan lagi saatnya untuk menyalahkan siapapun. Ini saatnya untuk membuka kesadaran diri sendiri. Pemeintah harus pada rakyatnya, dan rakyat juga harus paham pada pemerintahnya. Barang bajakan vs. asli memang sebuah dilema, teutama bila dilihat dari nilai kemanfaatan ekonominya alias HARGA alias UANG.

No comments:

Post a Comment